Bertemu dengan primata hutan hujan Pustaka dari Seri Cakrawala Pengetahuan Dasar bertema habitat yang kami baca bersama berkisah tentang Lisa, seorang anak perempuan dan ibunya yang bekerja sebagai fotografer alam liar. Lisa akan menemani ibunya berkeliling dunia dalam sebuah tugas memotret tumbuhan dan binatang di habitat aslinya. Kami hanya membaca sampai habitat pertama, yakni hutan hujan Amazon. Totalnya tak lebih dari 11 halaman, mulai dari perkenalan dengan kedua tokoh utama. Lewat halaman buku yang interaktif anak-anak bertemu dengan monyet labah-labah, kukang, dan monyet tamarin singa emas. Buku cerita yang menampilkan beberapa primata penghuni hutan hujan Amazon ini memang sengaja dipilih sesuai dengan tema belajar JURASIK bulan ini. |
"Nah....merah..." teriak Riski setelah melempar dadu
"Ayo gantungkan monyetnya di dahan merah," seru saya yang menemani anak-anak kelompok A bermain bersama.
Evan, Nicki, Riski, dan Sandi tampak duduk melingkar, di tengah tampak sebuah mainan menyerupai pohon dengan dahan berwarana merah, biru, hijau. Mereka bermain berpasangan dan bergiliran menggantung monyet di dahan sesuai dengan warna yang keluar dari dadu yang dilempar.
Sepintas permainan ini terlihat mudah, tapi butuh sabar dan hati-hati. Sembrono sedikit, pohon akan bergerak ke arah yang lebih berat dan bisa tumbang, karena memang dasarnya cembung (tidak rata).
"Ada yang mau lihat monyet dan kera yang sungguhan?" tanya Bu Fadjar sambil mendekati beberapa anak kelompok B* yang tengah bermain bebas
"Mau bu....mau bu...mau bu...," sambut anak-anak dengan antusias.
Bu Fadjar dan saya sebenarnya sudah menduga anak-anak akan antusias, hanya kami tengah bingung karena agenda akhir pekan kami sampai akhir bulan sudah penuh dengan acara keluarga. Terpikir untuk berkunjung di hari sekolah, tapi artinya kami perlu tahu dulu peluang untuk ijin sekolah. Akhirnya Bu Fadjar pun mengajak anak-anak Kelompok B untuk rapat. Bersama belajar membuat rencana dan membuat kesepakatan.
Anak-anak Kelompok B sepakat akan pergi ke Pusat Primata Schmutzer di Kebun Binatang Ragunan pada hari Kamis (26/1/17) bila diijinkan oleh sekolah. Bila tidak dapat ijin maka artinya harus terima dengan besar hati untuk tidak ikut. Hari senin (23/1/17) anak-anak akan ke GARASI untuk ambil surat ijin. Tujuan piknik kali ini adalah mencari perbedaaan monyet dan kera.
Renacananya kami akan berangkat dengan angkutan umum. Kumpul tepat waktu di pk. 5.30 WIB, sebelum kereta komuter penuh sesak dengan orang berangkat kerja. Selebihnya adalah SOP standar piknik Jurasik yaitu sudah sarapan serta bawa minum dan makan siang.
"Bu, aku pernah lihat yang ini," ujar Adit sambil menunjukkan gambar monyet ekor panjang yang ada dalam buku MOSHI (Modul Trashi) tentang mengenal hutan mangrove Jakarta.
"Lihat dimana?" tanya saya lebih jauh
"Ada di dekat rumahku," jelas Adit.
"Galak bu, banyak yang dicakar," timpal Lita.
"Kenapa dipelihara?" tanya saya
"Ketemu di pinggir sungai bu, Tapi akhirnya dipotong," cerita Adit
"Menurut kamu harusnya bagaimana?" tanya saya penasaran
"Ya tadinya mau dibawa ke Ragunan, cuma nggak ada ongkosnya, jadi dipelihara," jawab Adit
Saya pun tak tahu harus berkomentar apa :-( Di luar dugaan ternyata anak-anak pernah punya pengalaman begitu dekat dengan primata. Saya hanya menawarkan apakah mau menceritakan ulang pengalamannya untuk saya rekam. Dengan antusias mereka menyambut tawaran saya.
Kontributor: SS
Hadir 10 orang
Kelompok A: Evan, Nicki, Riski, Sandi + Ismail datang pk. 10
Kelompok B: Adit, David, Elsa, Farel, Kevin, Lita, Nabila
*) Dengan berat hati kami tidak tawarkan Kelompok A karena masih perlu banyak latihan mendengarkan instruksi sebelum bisa dibawa ke tempat umum dengan rasio pendamping minimal.