Keesokan harinya enam anak datang sesuai waktu yang disepakati yaitu pukul 6 pagi. Seperti biasa berlaku aturan setiap anak yang ikut wajib sudah sarapan pagi serta membawa botol minum dan bekal makan siang bebas sampah. Semua anak sudah paham dengan aturan tsb.
Tiap anak membawa uang sebesar Rp. 20 ribu untuk transport (KRL atau Transjakarta) dan tiket masuk. Berhubung ayah Kaysan ada janji di daerah Pondok Indah, jadi rombongan kami bisa ikut mobil pergi pulang. Alhamdulillah anak-anak hanya perlu keluar uang Rp. 5 ribu untuk jalan-jalan kali ini. Sisanya bisa ditabung untuk jalan-jalan berikutnya.
Pengamatan kali ini dibagi dalam 4 kelompok. Anak-anak dipecah ke dalam kelompok dan bergabung bersama kakak-kakak yang ikut pengamatan. Anak-anak mengikuti kegiatan hingga tuntas, termasuk diskusi setelah pengamatan. Bahkan anak-anak diberikan kesempatan untuk membacakan hasil pengamatan mewakili kelompoknya. Senang sekali dengan aura positif di komunitas ini yang memberi kesempatan belajar bagi anak-anak untuk terlibat aktif.
Sepulang dari kegiatan, saya menugaskan anak-anak untuk membuat tulisan di rumah dan mengumpulkannya saat kegiatan Jurasik pada Jum'at berikutnya. Berikut tulisan karya anak-anak tentang pengalaman bird wacthing.
Bayu: Pertama mencari burung dari jam 08:30-10:30. Saya mendapat 10 jenis burung. Betet biasa, kutilang, gereja, tekukur, dederuk jawa, cabe jawa, serak kecil, kipasan belang, kareo padi, dan kakatua. Setelah itu istirahat, duduk-duduk sambil bercerita. Jam 13:00 pulang ke rumah masing-masing. David: Saya ikut ke Ragunan. Sampai di situ saya ngelihat burung-burung yang terbang/di kandang. Saya di situ melihat burung gereja, kutilang, kakaktua. Saya juga melihat komodo di Ragunan. Saya capek dan lelah, tetapi di situ seru dan menakjubkan. Siva: Pada hari sabtu aku jalan-jalan ke Ragunan. Di sana aku sedang pengamatan burung yang sedang bebas. Di sana aku melihat burung yang banyak. Aku melihat burung kutilang, kakaktua, burung gereja, dan masih banyak lagi. Tetapi aku juga melihat burung yang di kandang. Burung itu banyak jenisnya yaitu kakaktua, burung merak, dan burung mahkota. Di sana aku berjalan-jalan lalu aku menghampiri kandang gajah. Di sana ada dua ekor gajah. Sesudah aku melihat aku berjalan lagi untuk menghampiri kakak-kakak yang juga mengamati burung itu. Lalu kita berkumpul sesudah mengamati burung di sana. Kita bisa bercerita hasil yang ditemukan berkelompok. Lalu sesudah menceritakan hasil burung yang ditemukan baru semuanya memperkenalkan namanya masing-masing. Sesudah semuanya menceritakan dan namanya masing-masing lalu kita berfoto dengan kakak-kakaknya. Sesudah berfoto kami langsung pulang dan itulah pengalamanku pada saat di Ragunan untuk pengamatan burung. | Irfan: Hari Sabtu tanggal 22 November 2014, aku dan teman-temanku diajak ke Ragunan oleh Bu Shanty untuk melihat burung. Di sana aku melihat burung di antaranya adalah burung pelikan, burung kakaktua, dan burung elang. Lalu aku bertemu yang lain seperti monyet, burung unta, gajah, komodo, buaya. Masabil: Cape tetapi seru dan juga menyenangkan. Walaupun digigitin nyamuk tetap semangat dan menyenangkan. Saya melihat burungnya lumayan. Ada burung apa saja: betet biasa, gereja, cabe jawa, burung kipas, dan lain-lain. Dan saya juga tambah banyak pengalaman dan menambah pengetahuan saya. Kalau jalan-jalan mengamati burung, saya ingin ikut lagi karena banyak menambah ilmu. Kaysan: Setahun sudah sejak aku melihat seekor burung phintolema kerudung di Ragunan. Memang Kebun Binatang Ragunan adalah salah satu RTH (ruang Terbuka Hijau) di Jakarta yang mempunyai beragam jenis burung. Ragunan adalah rumah bagi beberapa spesies langka seperti jalak putih dan kakaktua jambul kuning. Tercatat sekitar 40 jenis burung. Ragunan juga salah satu tempat favoritku untuk bird watching selain Muara Angke. Kali ini aku ikut bird watching bersama teman-temanku di Jurasik, total 6 orang yang ikut. Dikarenakan belum ada contact person yang datang, kami pun mengamati pelikan di dalam kandang. Akhirnya pukul 08:00 datang Kak Meidi. Ia membagi orang-orang menjadi 4 gup. Grupku berisi mahasiswa baru (maba) dan Kak Alif. Karena aku bisa mengidentifikasi burung lebih baik dari maba, aku pun dipanggil pak dosesn. Aku berhasil menemukan 16 jenis burung. |